TRANSLATE

English French German Russian Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

KHUTBAH IDUL ADHA 1436 H/2015 M

Khutbah ‘Idul Adha 1436 H / 2015 M

Menjadi Pribadi Pejuang[1]
Oleh: Hendri Purnama

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَللهُ اَكْبَرُ ×۹  لاَاِلٰهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ . اَللهُ اَكْبَرُ وَلِلّٰهِ اْلحَمْدُ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ جَعَلَ اِبْرَاهِيْمَ اِمَامًا لَنَا وَلِسَآئِرِ اْلبَشَرِ. اَشْهَدُ اَنْ لاَّاِلٰهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَه لاَشَرِيْكَ لَه. وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُه وَرَسُوْلُه. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِه وَصَحْبِه وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ, فَيَا عِبَادَ الله : اُوْصِيْكُمْ وَاِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِه لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ تَعَالٰى : يٰآاَيُّهَاالنَّاسُ اعْبُدُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ وَالَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ.


Kaum Muslimin dan Muslimat yang dirahmati oleh Allah SWT
            Marilah kita senantiasa berusaha dengan sungguh-sungguh, dengan sepenuh hati, untuk meningkatkan kualitas ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Sadarilah! Bahwa kehidupan dunia ini bukanlah merupakan segala-galanya. Akan tetapi, ia harus dipahami dan disikapi sebagai suatu tempat untuk memperisapkan perbekalan yang sebanyak-banyaknya, guna dipersembahkan kehadhirat Ilahi, sebagai wujud pertanggungjawaban atas segala amal yang telah kita kerjakan. Jangan sampai, ketika saat untuk kembali kepada Allah telah telah datang menjemput, ternyata kita ridak memiliki perbekalan yang cukup. Padahal kehidupan akhirat adalah merupakan perjalanan yang sangat panjang. Menyesal di kemudian hari, menjadi penyesalan yang tiada gunanya lagi.

            Oleh karena itu, selagi hayat masih di kandung badan, selagi masih ada umur dan kesempatan, mari pergunakan semua itu dengan sebaik-baiknya, untuk menambah investasi demi kepentingan akhirat kita. Jangan pernah berpikir bahwa kehidupan di dunia ini lama, karena betapapun banyak usia kita pada dasarnya adalah sangat singkat. Bahkan, setiap nafas yang kita keluarkan, pada hakikatnya adalah langkah-langkah yang pasti untuk menuju suatu kematian.

Jama’ah Sholat ‘Idul Adha Rahimakumullah
Hal. 1
 
Hari ini merupakan waktu yang sangat baik untuk mengevaluasi kualitas keberagamaan dan pengabdian kita kepada Allah SWT. Jika saudara saudari kita yang menunaikan ibadah Haji, mereka telah sanggup mengorbankan harta yang dimiliki, meninggalkan anak istri dan sanak keluarga yang mereka cintai, meninggalkan profesi yang selama ini digeluti. Bahkan tidak sedikit yang sampai mengorbankan jiwanya dalam berhaji. Lantas pertanyaannya adalah bagaimana dengan kita? Apakah yang sudah bisa kita lakukan untuk membuktikan pengabdian kita kepada Allah SWT? Jangan sampai kita termasuk orang yang sama sekali      tidak punya cita-cita untuk sampai ke Tanah suci. Cita-cita untuk dapat berhaji itu tentu harus disertai usaha, dengan menabung misalnya. Jangan hanya pasrah dengan keadaan dan beralasan dengan ketidakmampuan, sementara usaha tidak pernah dilakukan. Sebagai Hamba Allah yang baik, tentu kita sangat mendambakan untuk dapat memenuhi panggilan Allah SWT dan menziarahi Makam Rasulullah . Oleh karena itu, wahai Saudara Saudariku, mari berusaha-lah dengan sungguh-sungguh dan berdo’alah dengan sepenuh hati kepada Allah! Tidak ada yang tidak mungkin jika Allah yang memberi pertolongan. Ya Allah, Wahai Tuhan Yang Memiliki Masjidil Haram, Wahai Tuhan Yang memiliki Multazam! Wahai Tuhan Yang Memiliki Air Zam Zam! Berikanlah kemampuan dan kesempatan bagi kami untuk dapat memenuhi panggilan-Mu ke Tanah suci, dan menziarahi Rasul-Mu tercinta, sebelum saat kematian datang menjemput kami.

Kaum Muslimin dan Muslimat yang Terhormat

Allah SWT berfirman:
اِنَّ اللهَ لاَ يُغَيِّرُ مَابِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَابِاَنْفُسِهِمْ ﴿الرعد:۱۱﴾
“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum, sehingga kaum itu sendiri yang mau berusaha untuk merubahnya...”(Ar-Ra’d:11)

            Firman Allah tersebut merupakan pesan bagi kita semua, bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan kepada umatnya untuk menjadi pribadi pejuang, bukan menjadi pecundang. Islam mengajarkan kepada kita untuk menjadi pekerja keras, bukan menjadi pemalas. Ayat ini sekaligus menjadi penegasan, bahwa untuk merubah keadaan menjadi lebih baik, maka setiap kita harus siap mengikuti prosesnya, yakni melalui proses perjuangan dan kerja keras. Penghasilan yang sedikit, tapi diperoleh dengan cara yang halal serta jerih payah sendiri, itu jauh lebih baik dan lebih mulia daripada menjadi peminta-minta. Hidup sederhana tapi  jujur dan amanat itu jauh lebih terhormat, daripada menjadi pejabat tapi justru mengkhianati amanah rakyat.

Jama’ah yang dimuliakan Allah
            Sungguh sangat disayangkan, apabila momentum hari raya Idul Adha yang telah dirayakan berulang kali ini, ternyata belum menjadikan diri kita sebagai pribadi pejuang dan pekerja keras. Bukankah kita sudah sama maklum, bahwa ritual pelaksanaan ibadah haji dan ibadah qurban itu, sebenarnya adalah pelajaran tentang perjuangan yang luar biasa dari Nabi Ibrahim A.s. beserta keluarganya. Lantas, apa artinya semua ini dibahas setiap Hari Raya ‘Idul Adha, jika seseorang tidak mau menjadikannya sebagai bahan inspirasi dan motivasi?


Kaum Muslimin dan Muslimat Rahimakumullah
            Siapa berani menyangkal bahwa do’a Nabi Ibrahim A.s. tidak mustajab? Padahal Beliau adalah seorang  Nabi dan Rasul yang sangat dekat hubungannya dengan Allah SWT. Begitu dekatnya hubungan Nabi Ibrahim dengan Allah, sehingga Beliau mendapat gelar Khalilullah, yakni kekasih Allah. Akan tetapi, kedekatannya dengan Allah ternyata tidak membuat Nabi Ibrahim beserta keluarganya menjadi pribadi yang manja. Berbagai ujian dan cobaan dari Allah datang silih berganti. Perjuangan demi perjuangan mereka lalui. Dari mulai ujian kehausan di tengah padang pasir, sampai ujian untuk mengorbankan anak tercintanya, Isma’il A.s. Begitu besarnya perjuangan dan pengorbanan  tersebut, sehingga sebagai bagian apresiasi dari Allah, maka Allah abadikan sejarah perjuangan Nabi Ibrahim itu menjadi ritual pelaksanaan ibadah haji dan ibadah Qurban sampai saat ini.

Jama’ah ‘Idul Adha yang berbahagia
            Ritual ibadah haji dan qurban adalah berlatar belakang nilai-nilai perjuangan dan pengorbanan, maka seharusnya nilai-nilai itu pula yang hendak kita bangun melalui momentum hari raya ini. Ketahuilah! Bahwa sebaik-baik perjuangan dan pengorbanan adalah dalam rangka untuk beribadah kepada Allah SWT. Karena hal itu merupakan tujuan utama Allah menciptakan kita. Bukankah Allah telah menegaskan:
وَمَاخَلَقْتُ اْلجِنَّ وَاْلاِنْسَ اِلاَّ لِيَعْبُدُوْنَ ﴿الذاريت:۵۶﴾
“Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.”

Akan tetapi, sangat disayangkan, ternyata banyak diantara saudara saudari kita, yang memahami dan melaksanakan ibadah ini masih dalam pengertian dan cakupan yang sangat sempit. Ibadah masih banyak dipahami hanya sebatas pelaksanaan ibadah ritual saja, seperti sholat, puasa, haji, atau yang semisal dengannya. Padahal, makna dan cakupan ibadah bukan hanya sekedar itu. Pemahaman seperti ini pula yang membuat sebagian generasi kita menjadi malas untuk mempelajari Islam, karena seolah-olah Islam itu adalah agama yang tidak sesuai dengan perkembangan jaman dan hanya mengurusi bekal setelah mati saja. Padahal banyak persoalan kehidupan dunia yang harus segera dicarikan solusinya. Sesungguhnya bukan ajaran Islam yang tidak sesuai dengan realita kehidupan, tapi manusianya saja yang keliru dalam pemahaman dan pengamalannya.
Jika Islam dikaji dan dipraktekkan hanya pada urusan-urusan ritual saja, maka bisa jadi inilah yang menyebabkan banyak umat Islam sampai hari ini yang masih hidup dalam berbagai keterbelakangan. Mulai dari keterbelakangan sosial, ekonomi, bahkan keterbelakangan politik. Ironis sekali sampai-sampai di negara Indonesia yang mayoritas Muslim, justru Umat Islam-nya sering menjadi korban.

Bapak-bapak, Ibu-ibu, Jama’ah yang dirahmati Allah
            Berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencari kebahagiaan akhirat memang merupakan perintah dari Allah SWT. Tapi ketahuilah! Bahwa bekerja keras untuk mencari kesuksesan dunia, juga merupakan perintah dari Allah yang harus kita taati. Buktinya Allah berfirman:
وَابْتَغِ فِيْمَا اٰتٰكَ اللهُ الدَّارَ اْلاٰخِرَة وَلاَ تَنْسَ نَصِيْبَبَكَ مِنَ الدُّنْيَا
“Carilah olehmu dengan karunia Allah kepadamu untuk negeri Akhirat, dan jangan kamu lupakan bagianmu untuk kepentingan duniamu”. (Al-Qashash:77)
           
Berdasarkan firman Allah tersebut, seharusnya dapat kita pahami, bahwa berusaha mencari akhirat dan mencari kesuksesan dunia keduanya sama-sama merupakan perintah dari Allah SWT. Hal itu berarti, kedua usaha itu sama-sama berpotensi pahala dan ibadah. Bukankah pokok dari ibadah itu sebenarnya adalah mematuhi perintah dari Allah? Sungguh keliru, apabila ada orang yang karena sibuknya mencari akhirat kemudian dia abaikan sama sekali kepentingannya di dunia.
Bagaimanakah umat ini akan hidup mulia jika menjadi umat peminta-minta? Bagaimana seseorang bisa sholat dengan nyaman, jika tidak memiliki pakaian yang layak untuk dikenakan? Bagaimana seseorang bisa menunaikan ibadah haji, jika tidak didukung dengan adanya materi? Bagaimana kita bisa ber-zakat, ber-infaq, dan ber-qurban,  bukankah semua itu pasti memerlukan dukungan fasilitas duniawi berupa harta? Lantas apa jadinya, jika semua umat Islam ini hidup dalam kemiskinan karena mengabaikan urusan dunia?

Jama’ah yang terhormat
Beribadah kepada Allah itu bukan berarti harus mengabaikan urusan mencari rezeki atau nafkah. Semua itu ada masing-masing hak dan waktunya. Bahkan segala aktivitas kehidupan kita sebenarnya bisa bernilai ibadah, dengan syarat harus tahu ilmunya, dan benar niatnya. Setiap pekerjaan baik, yang dilakukan sesuai dengan Al-Qur’an dan Al-Hadits, serta diniatkan untuk mencari keridhaan Allah maka termasuk dalam pengertian beribadah kepada Allah SWT. Sebagai contoh, ketika kita bekerja keras mencari nafkah untuk keluarga. Kita sadar bahwa anak dan istri adalah amanah dari Allah yang harus ditunaikan dengan sebaik-baiknya. Maka jadilah pekerjaan mencari nafkah itu sebagai bagian dari ibadah yang luar biasa nilainya di sisi Allah SWT. Tentunya harus menempuh usaha yang halal dan baik untuk mendapatkannya. Bahkan Imam Ahmad meriwayatkan suatu Hadits yang menyatakan:
اِنَّ اللهَ يُحِبُّ اْلعَبْدَ اْلمُحْتَرِفَ. وَمَنْ كَدَّ عَلٰى عِيَالِهِ كَانَ كَاْلمُجَاهِدِ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ ﴿رواه احمد﴾
“Sesungguhnya Allah mencintai Hamba-Nya yang kreatif dan berkarya. Dan barangsiapa yang bersusah payah/bekerja keras dalam mencari nafkah untuk keluarganya, maka keadaannya adalah seperti orang yang berjihad/berjuang di jalan Allah Azza wa Jalla.” (HR. Ahmad)



Kaum Muslimi dan Muslimat Rahimakumullah
Demikian khutbah kita pada hari ini. Semoga dapat menjadi tambahan motivasi bagi kita semua. Sebagai kesimpulan;
1.      Tujuan Allah menciptakan kita adalah untuk beribadah kepada-Nya, maka sebaik-baik perjuangan ialah dalam rangka beribadah.
2.      Islam adalah agama yang mengajarkan kepada umatnya untuk menjadi pejuang yang tangguh dalam mencapai kesuksesan, bukan saja akhirat, tapi juga sukses duniawi. Sungguh keliru, apabila kesibukan dalam mencari akhirat kemudian mengabaikan sama sekali kepentingan dunia, dan tentu lebih keliru lagi apabila kepentingan dunia menyebabkan seseorang melupakan masa depannya di akhirat nanti. Yang paling bijaksana adalah mari kita cari kesuksesan duniawi dan menjadikannya sebagai fasilitas untuk mendapatkan kesuksesan ukhrawi.


بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْاٰنِ الْعَظَيْمِ. وَنَفَعَنِيْ وَاِيَّاكُمْ بِمَافَيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ.  اَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَاَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ   اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.







Hendri Purnama
Jl. Bajak 2-H Perumahan Villa Marendal Permai Blok B No.12, Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan.
HP. 0813 700 152 72
 



 
 














[1] Khutbah disampaikan di Masjid Ridho Shobirin Jl. Garu 6 Medan

1 komentar:

  1. Edict Of Edict Of Edict Of Edict Of Edict Of Edict Of
    Edict of EDICT OF EDICT OF EDICT OF EDICT OF EDICT titanium trimmer OF titanium bolt EDICT OF EDICT OF EDICT OF EDICT OF EDICT OF EDICT OF EDICT OF EDICT titanium trim hair cutter OF EDICT titanium plate flat irons OF titanium fitness EDICT OF EDICT OF EDICT OF EDICT

    BalasHapus

Klik Sign in untuk menjadi Anggota!