Pengertian Sholat Tarawih
Kata at-tarâwîh
adalah bentuk plural dari kata tarwîhah yang berarti duduk istirahat
setelah empat kali takbir, kemudian setiap empat kali takbir dinamakan at-tarâwîh
sebagai majaz (kiasan) atas istirahat yang mengiringinya. (Prof.Dr. Abdul Aziz
Muhammad Azzam & Prof.Dr.Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, الوسيط فى الفقه العبادات,
Penerjemah: Kamran As’at Irsyadi, Lc., Ahsan Taqwim, Lc., dan Al-Hakam Faishol,
Lc., Jakarta:Amzah, 2009, hlm.325)
Tarawih juga
disebut Qiyâm Ramadhân.
Adapun pelaksanaannya dilakukan setelah sholat Isya dan sholat-sholat sunnahnya
hingga akhir malam. Nabi ﷺ sangat menganjurkannya. (Ibid).
Dinamakan
Tarawih, sebab bagi yang mengerjakannya merasakan rilek (istirahat/santai),
lantaran panjang mereka berdiri, tiap kali sesudah salam pada setiap dua
rakaat. (Asy Syaikh Al-‘Allamah Zainuddin bin Abdul’Aziz al-Malibary Al-Fanani,
فتح المعين بشرح قرة العين بمهمات الدين,
Penerjemah: Aliy As’ad, Kudus:Menara Kudus, 1980, Jilid I, hlm.254)
Yang dimaksud dengan Qiyâm
Ramadhân
adalah menghidupkan malam-malam bulan Ramadhan dengan sholat, dan hal itu juga
dapat diperoleh dengan berbagai macam amal ketaatan secara mutlaq. (Prof.Dr. Abdul Aziz Muhammad Azzam
& Prof.Dr.Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, الوسيط فى الفقه العبادات,
Penerjemah: Kamran As’at Irsyadi, Lc., Ahsan Taqwim, Lc., dan Al-Hakam Faishol,
Lc., Jakarta:Amzah, 2009, hlm.325)
Asy Syaikh H. Muhammad Nuruddin
Al-Banjari Al-Makki, “Dalam perkembangan selanjutnya Qiyâmullail
(Qiyâm
Ramadhân:Pen)
di bulan suci Ramadhân diartikan
sebagai sholat Tarawih.” (Harian Analisa, edisi
Selasa, 20 Juli 2010, hlm.7)
Jumlah Raka’at
Sholat Tarawih
Ibnu Najm berkata: Al-Muhaqqiq
(yaitu Kamal bin Hammam) menuturkan dalam Fath Al-Bâri,
yang intinya bahwa dalil yang ada menetapkan bahwa dari dua puluh rakaat sholat
Tarawih, yang disunnahkan adalah sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah ﷺ kemudian Beliau tinggalkan karena khawatir kalau dianggap wajib
(8 rakaat), sementara sisanya mustahab (baik jika dilaksanakan:Pen). Dan sudah menjadi ketetapan bahwa sholat
tarawih yang dilakukan Nabi ﷺ adalah 11 rakaat dengan Witir sebagaimana yang ditetapkan Shahih
Al-Bukhari dan Shahih Muslim. Jadi, yang disunnahkan menurut
prinsip-prinsip para Syaikh kita adalah delapan rakaat, sedangkan 12 rakaat
sisanya mustahab. (Prof.Dr.
Abdul Aziz Muhammad Azzam & Prof.Dr.Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, الوسيط فى الفقه العبادات,
Penerjemah: Kamran As’at Irsyadi, Lc., Ahsan Taqwim, Lc., dan Al-Hakam Faishol,
Lc., Jakarta:Amzah, 2009, hlm.327)
Syaikh H.
Muhammad Nuruddin Al-Banjari Al-Makki, :...sedangkan mengenai
bilangan/jumlah rakaatnya (jumlah rakaat tarawih:Pen) diserahkan kepada
keyakinan umat Islam. Jadi, kalau ada yang sholat tarawih 8, 20, atau 36 rakaat
silahkan saja. Yang tidak dibenarkan orang yang tidak sholat tarawih.
(Harian Analisa, edisi Selasa, 20 Juli 2010, hlm.7)
Syaikh H.
Muhammad Nuruddin Al-Banjari Al-Makki, : “misalnya di Madinah, sholat
tarawih bersama Witir dilaksanakan 41 rakaat, dan kita mendapati di negara
Islam lainnya dengan jumlah berbeda. (Harian
Analisa, edisi Selasa, 20 Juli 2010, hlm.7)
Tidak boleh
mengerjakan sholat tarawih lebih dari 20 rakaat yang terdiri dari 5 kali
istirahat karena setiap 4 rakaat sekali istirahat. Hanya bagi penduduk kota
Madinah diperbolehkan mengerjakan sholat tarawih sebanyak 36 rakaat dengan
menambah 16 rakaat dari 20 rakaat. Tetapi mencukupkan 20 rakaat lebih utama
dari mengerjakan 36 rakaat. (Asy-Syaikh Muhammad Arsyad Al-Banjari, Sabilal
Muhtadin II, Penyalin:Prof.DR.H.M. Asywadie Syukur, Lc., Surabaya:Bina
Ilmu, 2008, hlm.565)
Sholat sunnah Tarawih sebanyak 20
rakaat dalam 10 kali salam untuk setiap malam di bulan Ramadhan. (Asy Syaikh Al-‘Allamah Zainuddin
bin Abdul’Aziz al-Malibary Al-Fanani, فتح
المعين بشرح قرة العين بمهمات الدين, Penerjemah:
Aliy As’ad, Kudus:Menara Kudus, 1980, Jilid I, hlm.254)
Sholat tarawih terdiri dari 20
rakaat dengan 10 salam. Lebih utama jika dikerjakan secara berjama’ah. Demikian
pendapat Hanafi, Syafi’i, dan Hanbali. (Asy-Syaikh Al-‘Allamah Muhammad bin
‘Abdurrahman ad-Dimasyqî, رحمة الامة فى إختلاف الأئمة, Penerjemah:’Abdullah
Zaki Alkaf, Bandung:Hasyimi Press, 2004, cetakan kedua, hlm.80)
Berkaitan
dengan Cara Pelaksanaan Sholat Tarawih
Kalau sholat ini (tarawih:Pen)
dilakukan dengan satu kali salam tiap-tiap 4 rakaat maka tidak sah karena
menyalahi ketentuan yang disyari’atkan. (Dr. Musthafa al-Khin, Dr. Musthafa
al-Bugha, dan Ali asy-Syirbaji, al-Fiqh al-Manhaji ‘ala Madzhab al-Imam
asy-Syafi’i Rahimahullahu Ta’ala al-Juz al-awwal fi ath-thaharati wa
ash-Shalat, Penerjemah:Anshori Umar Sitanggal, Surabaya:Asy-Syifa’, 1992,
cetakan pertama, hlm.312)
Demikianlah dan ketika niat harus
ditentukan; 2 rakaat dari tarawih atau Qiyamu Ramadhan. Dan tidak sah kalau
hanya dengan berniat sholat Nafilah muthlaq. (Ibid).
Sholat tarawih hanya dikerjakan 2
rakaat sekali salam, karena itu kalau dikerjakan 4 rakaat dengan sekali salam
tidaklah sah sholat Tarawihnya. (Asy-Syaikh Muhammad Arsyad Al-Banjari, Sabilal Muhtadin II, Penyalin:Prof.DR.H.M.
Asywadie Syukur, Lc., Surabaya:Bina Ilmu, 2008, hlm.566)
Wajib salam
setiap 2 rakaat. Apabila salam satu kali dalam 4 rakaat, maka sholatnya tidak
sah. (Asy Syaikh Al-‘Allamah Zainuddin bin Abdul’Aziz al-Malibary Al-Fanani, فتح
المعين بشرح قرة العين بمهمات الدين, Penerjemah:
Aliy As’ad, Kudus:Menara Kudus, 1980, Jilid I, hlm.254)
Dalam
pelaksanaannya supaya niat sholat Tarawih atau niat sholat sunnah Ramadhan. (Ibid).
Dalil Sholat Tarawih 20 Raka’at
Ada 2 hadits
yang kami kemukakan sebagai dalil yang menerangkan sholat Tarawih tersebut yaitu;
عَنْ مَالِكٍ عَنْ يَزِيْدَ ابْنِ رُمَانَ أَنَّهُ
قَالَ: كَانَ النَّاسُ يَقُوْمُوْنَ فِيْ زَمَنِ عُمَرَ ابْنِ الْخَطَّابِ
بِثَلَاثٍ وَعِشْرِيْنَ رَكْعَةً ﴿رواه الإمام مالك, الموطأ﴾
Artinya: Dari Malik dari Yazid bin Ruman, ia berkata: Adalah
manusia mendirikan sholat pada jaman Umar bin Khatab sebanyak 23 rakaat. (HR.
Imam Malik dalam Kitab Muwatha’).
إِنَّهُمْ يَقُوْمُوْنَ عَلَى عَهْدِ عُمَرَ ابْنِ
الْخَطَّابِ ؓ فِيْ شَهْرِ رَمَضَانَ بِعِشْرِيْنَ رَكْعَةً ﴿رواه البيهقى﴾
Artinya: Bahwasannya mereka (para sahabat Nabi), mendirikan
sholat (Tarawih) dalam bulan Ramadhan pada jaman Umar bin Khathab ؓ
dengan 20 raka’at. (HR. Baihaqi)
Kenapa mengikuti Umar bin Khathab atau para Sahabat?
Nabi ﷺ bersabda:
اِقْتَدُوْا بِاللَّذَيْنِ مِنْ بَعْدِيْ أَبِى بَكْرٍ
وَعُمَرَ ﴿رواه الترمذى و احمد وابن ماجه﴾
Artinya: Ikutilah dua orang sesudah Saya, yaitu Abu Bakar dan
Umar.
Adakah Hadits yang jelas menerangkan bahwa Nabi ﷺ sholat Tarawih
ditambah Witir 11 Raka’at?
Sepanjang penelitian
kami tidak ada ditemukan Hadits yang secara jelas menerangkan bahwa Nabi ﷺ sholat Tarawih ditambah Witir
11 rakaat. Hadits Riwayat Imam Bukhari
dari A’isyah yang sering dijadikan dalil pihak yang memfatwakan sholat Tarawih
ditambah Witir adalah 11 rakaat tidak tepat sasaran untuk dijadikan dalilnya karena
pada hadits tersebut dinyatakan “Tidak ada Nabi menambah pada bulan Ramadhan
dan bulan lainnya selain 11 rakaat....”, hal ini menunjukkan bahwa yang
dimaksud dalam hadits tersebut bukanlah rakaat Tarawih, karena tidak mungkin
Tarawih bisa dikerjakan selain pada bulan Ramadhan. Wallâhu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar